Film “Indramayu: The Forgotten Land” dibuat untuk keperluan lomba. Dengan anggaran yang terbatas dan waktu yang sangat singkat, kami berusaha semaksimal mungkin menciptakan film ini — hingga akhirnya berhasil meraih juara dalam kompetisi tersebut.
The Concept
Konsep dari film ini berangkat dari realita bahwa tanah Indramayu memiliki sejarah panjang yang kini mulai dilupakan. Generasi muda sudah jarang sekali mengenal jati diri dan akar budayanya sendiri. Lewat film ini, kami berharap dapat menghidupkan kembali kisah-kisah lama dan memperkenalkan budaya Indramayu kepada khalayak luas agar sejarah yang pernah ada tidak hilang begitu saja.
Pre-Production Phase
Tahap pra-produksi dimulai dengan riset sejarah, penulisan naskah, dan perencanaan lokasi. Setiap detail dipikirkan dengan matang agar mampu menggambarkan atmosfer Indramayu yang autentik dan penuh makna.
- Memanfaatkan lokasi yang sudah ada di kampung kami, serta mengambil beberapa adegan di Sanggar Cipta Budi.
- Kami melibatkan beberapa teman kami sendiri, bahkan sampai mendatangkan penari asli untuk menghadirkan nuansa yang lebih autentik.
- Dengan waktu pra-produksi yang terbatas, kami hanya sempat membuat shotlist untuk bagian awal sebagai panduan dasar dalam pengambilan gambar.
- Kami berusaha semaksimal mungkin di tengah waktu yang sangat singkat dan persiapan yang serba mendadak ini.
Our meticulous storyboarding process helped us visualize each scene before shooting began.
On Set
Proses syuting berlangsung selama tiga hari di sekitar lima lokasi berbeda. Setiap harinya membawa tantangan baru, sekaligus peluang untuk terus berinovasi dan berkreasi. Sinematografer kami, Rusmani, bekerja tanpa henti menangkap setiap suasana, cahaya, dan emosi yang sejak awal kami bayangkan hadir di dalam film ini.
Challenges We Faced
Pembuatan film tentu tak lepas dari berbagai rintangan. Berikut beberapa tantangan yang kami hadapi di lapangan:
- Cuaca Tidak Menentu: Kondisi pesisir yang berubah-ubah memaksa kami menyesuaikan jadwal secara fleksibel.
- Keterbatasan Anggaran: Kreativitas menjadi senjata utama kami dalam mengakali segala keterbatasan.
- Masalah Teknis: Gangguan alat di tengah syuting mengajarkan pentingnya selalu punya rencana cadangan.
- Manajemen Waktu: Menjaga kualitas di tengah tekanan tenggat waktu adalah ujian tersendiri.
The Crew in Action
Post-Production Journey
Setelah proses syuting selesai, bagian paling magis justru dimulai di ruang editing. Tim editing kami yang dipimpin oleh Renando dan rusmani bekerja keras menyeleksi ribuan frame, menyusun alur cerita, serta memberi warna dan ritme emosional yang kuat. Melalui color grading, VFX, dan sound design, setiap adegan berubah menjadi satu kesatuan visual yang utuh dan bercerita.
Lessons Learned
Setiap proyek membawa pelajaran baru. Inilah beberapa hal yang kami pelajari dari pengalaman ini:
- Kolaborasi adalah kunci, tidak ada film yang dibuat sendirian.
- Fleksibilitas lebih penting daripada rencana yang terlalu kaku.
- Terkadang, momen terbaik muncul dari hal-hal yang tidak direncanakan.
- Proses post-production sama kreatifnya dengan proses syuting itu sendiri.
What's Next?
Proyek ini menjadi bahan bakar baru bagi tim DuingZ Creative. Kami kini tengah menyiapkan konsep film berikutnya dengan semangat dan pengalaman yang kami dapat dari proyek ini. Kami akan terus berusaha menyampaikan kisah-kisah yang bermakna, dan mendorong batas kreativitas kami lebih jauh lagi.
Jika kamu tertarik berkolaborasi dengan DuingZ Creative untuk proyek berikutnya, kami dengan senang hati ingin mendengarnya! Silakan hubungi kami melalui contact page.